RIROTZ
Hanya sekedar sharing-sharing

Belajar Berbasis Aneka Sumber

Label:
Seiring dengan kemajuan Ilmu pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), manusia dapat dengan mudah memperoleh ilmu pengetahuan dari berbagai sumber yang beraneka ragam serta dari segala penjuru dunia. Pengembangan kompetensi kognitif tingkat tinggi dab interpersonal skills yang diperlukan menghadapi tuntutan masa depan, bukan saja berkenaan dengan apa yang menjadi perolehan lulusan, tetapi terutama berkenaan dengan bagaimana perolohan itu didapat.
Belajar Berbasis Aneka Sumber (BEBAS) telah menjadi paradigm belajar saat ini. Untuk mengambangkan sumber daya manusia tidak ada cara yang paling tepat selain belajar, dan belajar. Menurut teori behaviourisme belajar adalah perubahan tingkah laku. Belajar adalah pembuka dari tidak tahu menjadi tahu, dari tiddak paham menjadi paham, dengan katalain terjadi perubahan dalam mental seseorang.

A. PENGERTIAN BELAJAR BERBASIS ANEKA SUMBER
Belajar berbasis aneka sumber sangat terkait dengan beberapa pengertian dan system pembelajaran. Diantaranya open learning, distance learning, flexible learning, learning resources, resources based, seperti yang dikemukakan oleh Dorell (1993, p.xxi-xxii).

1. “open learning” (pendidikan terbuka) adalah prinsip belajar terbuka bagi semua orang. Dengan kata lain tidak ada prakualifikasi seperti batas usia, status social-ekonomi, atau harus lulus pada level tertentu.
2. “distance learning
· Menurut AT dan T, pendidikan jarak jauh adalah system atau proses yang langsung menghubungkan learners dengan sumber sumber yang jauh.
· Menurut the California distance learning project (CDLP) pendidikan jarak jauh adalah system penyampaian pembeljaran yang menghubungkan learner dengan sumber pendidikan.
· Menurut the united states learning association (USDLA), pendidikan jarak jauh adalah pengaantaran pendidikan atau pelatihan melalui pembelajaran dengan media elektronik. Pendidikan jarak jauh mengacu pada situasi belajar mengajar yang mana instruktur dan learners berada dalam jarak terpisah secara geografis.
3. “flexible learning” (belajar fleksibel) adalah jenis belajar yang dapat menggunakan berbagai sumber belajar dalam semua bentuk.
4. “learning resources” (sumber belajar) adalah material pembelajaran.
5. “resources based” adalah belajar berbasis aneka sumber (BEBAS) secara luas meliputii jenis system pendidikan, seperti pendidikan terbuka, pendidikan jarak jauh, belajar fleksibel yang menggunakan aneka sumber.

Sehubungan dengan itu Wildmart dan Burton dalam Schwier (1994) menegaskan bahwa:
the process of planning the instructional enterprise can begin only after planner meets the dual requirements of understanding both the systematic nature of the design process as well as particular theoretical orientations that explain how learners do learn, might learn, can be motivated to learn, etc
"Proses perencanaan perusahaan pembelajaran dapat dimulai hanya setelah perencana memenuhi persyaratan ganda dari pemahaman kedua sifat sistematis dari proses desain serta orientasi teoritis tertentu yang menjelaskan bagaimana peserta didik melakukan belajar, bisa belajar, dapat termotivasi untuk belajar, dll "
Sesuai uraian di atas, pada prinsipnya ada tiga hal pokok proses perencanaan kegiatan pembelajaran, yaitu:
1) Bagaimana pembelajar melakukan kegiatan belajar.
2) Kemungkinan atau kesempatan belajar.
3) Kemauan atau motivasi belajar.

Pertama, belajar berbasis aneka sumber memungkinkan setiap pebelajar melakukan kegiatan belajar sesuai dengan gaya belajar yang dimilikinya. Kedua, kesempatan belajar, karena hal ini sifatnya individual maka seorang pebelajar dapat mengatur kapan waktu yang cocok buat mereka. Ketiga, kemauan atau motivasi untuk belajar, para ahli membedakan motivasi ada dua hal, yaitu dorongan dari dalam (intrinsic), dan dorongan dari luar (ekstrinsik).

B. MANFAAT BELAJAR BERBASIS ANEKA SUMBER BAGI PEBELAJAR.

Beberapa manfaat yang dapat diambil dar belajar berbasis aneka sumber adalah sebagai berikut:
Ø Yang terpenting adalah menemukan bakat yang terpendam yang selama ini tidak Nampak.
Ø menggunakan sumber sumber yang memungkinkan pembelajaran berlangsung sepanjang tahun, dan dapat menyeimbangkan antara keterampilan dan pengetahuan.
Ø Seseorang dapat belajar sesuai kondisinya, pada waktu belajar dan waktu kerja tanpa cemas dalam persaingan.

Selanjutnya, Seels dan Richey (1994) membagi kawasan teknologi pendidikan, yang terdiri atas, teknologi cetak, teknologi audiovisual, teknologi berbasisi computer, dan teknologi terpadu.

1. Teknologi cetak adalah cara untuk memproduksi atau menyampaikan bahan. Seperti buku-buku dan bahan bahan visual yang statis. Terutama melalui proses pencetakan mekanis.
2. Teknologi audiovisual merupakan cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan menggunakan peralatan mekanis dan elektronis untuk menyajikan pesan audiovisual.
3. Teknologi berbasis computer merupakan cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan menggunakan perangkat yang bersumber pada micro processor. Pada dasarnya, teknologi berbasis computer dapat dibedakan menjadi beberapa jenis aplikasi computer biasanya disebut computer based instruction (CBI), computer assisted instruction (CAI), atau computer managed instruction (CMI). Aplikasi-aplikasi ini hampir seluruhnya dikembangkan berdasarkan teori perilaku dan pembelajaran terprogram. Akan tetapi, sekarang lebih banyak berlandaskan pada teori kognitif. (Jonassen, 1996)
4. Teknologi terpadu, merupakan cara untuk memproduksi dan menyampaikan bahan dengan memadukan beberapa jenis media yang dikendalikan computer.

Menurut Schwier dan Missanchuk (1993), karakteristik pembelajaran multimedia interaktif adalah :
· Bersifat pembelajaran,
· Melibatkan berbagai sumber,
· Segmented, artinya dibagi dalam berbagai bagian,
· Coherent, yaitu bertalian secara logis.

3. IMPLEMENTASI BELAJAR BERBASIS ANEKA SUMBER

Bagaimana teknologi dapat berperan dalam pendidikan sehingga memberikan peluang bagi pebelajar untuk memanfaatkannya sebagai sumber belajar perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1. Proses pendidikan berpusat pada siswa/mahasiswa
2. Peranan institusi pendidikan “elektronik”
3. Prinsip pedagogi dan disain penilaian antar budaya.

1. Proses pendidikan berpusat pada siswa/mahasiswa

Disain pendidikan tradisional pendekattannya dalam mendidik oleh Rmasden (1992) disebut sebagai transmit content or demonstrate procedure. Di sisi lain Laurillard (1992) menggambarkan teacher as story teller. Namun yang lebih penting adalah memberikan perhatian lebih pada pendekatan siswa/mahasiswa.
Pengajaran melibatkan siswa/mahasiswa untuk aktif dalam setiap mata pelajaran (Ramsden,1992). Keseluruhan proses ini akan mengembangkan kemampuan mahasiswa yang tidak hanya terfokus pada materi. (Bowden,2000).

2. Peranan Institusi Pendidikan “elektronik”

Institusi pendidikan “Elektronik” dalam menawarkan program-programnya memilki peran sebagai berikut:
a. Memberi informasi tentang kebutuhan dan peluang pendidikan dan pelatihan.
b. Memberikan pengawasan kualitas.
c. Memberi akreditasi melalui penilaian belajar yang independent.
d. Mengembangkan kurikulum yang koheren dan tepat.
e. Menjadi brooker dan mengesahkan kursus-kursus, bahan pendidikan dan pelatihan dari pemasok.
f. Memberi pelayanan penggunaan dan komunikasi bahan bahan pelajaran.
g. Menyediakan program multimedia yang user friendly baik impor maupun eksport.
h. Membuat jaringan antar pebelajar dan antar instruktur.
i. Memnciptakan bahan bahan multimedia pendidikan berkualitas tinggi dalam bentuk yang mudah diperoleh.
j. Mengadakan penelitian untuk kebutuhan pendidikan dan pelatihan.
k. Menggunakan teknologi-teknologi baru untuk pengembangan pendidikan dan pelatihan serta mengevaluasi penggunaanya.
Inti pokok pelayanan pendidikan “Elektronik” adalah infrastruktur jaringan multimedia internal yang membolehkan institusi lain untuk mengakses, menciptakan dan member pelayanan multimedia pendidikan dalam aneka macam format dan aneka macam cara. Konfigurasi teknis sebuah institusi pendidikan “Elektronik” memiliki fungsi produksi, brooker, dan manajemen berbagai input yang berupa audio, program, maupun video. Sedangkan outputnya dapat berupa program, barang cetakan, komunikasi dengan radio selular, satelit, atau server multimedia.
3. Prinsip pedagogi dan disain penilaian antar budaya

Tujuan pembelajaran online adalah menjamin bahwa pedagogi dan kurikulum fleksibel, dapat menyesuaikan diri dan relevan bagi siswa dari berbagai latar belakang,, sehingga aspek pedagogi bersifat mendukung kebutuhan antar budaya. Persoalannya adalah sampai seberapa jauh pembelajaran online dapat memahami pengertian lintas budaya.
Banyak peneltian yang dilakukan mengenai pola sumber pendidikan trans-nasional. Kendala pembelajaran online yang efektif dalam komunikasi global adalah:
§ Permasalahan budaya dan lingkungan.
§ Perbedaan perbedaan gaya mengajar.
§ Permasalahan yang berhubungan dengan nilai pendidikan dan budaya yang berbeda.
§ Permasalahan bahasa dan semantic.
§ Maslah teknik yang berhubngan dengan platform, sisitem pengoperasian dan tidak adanya interface standar.

Hal penting lain yang perlu dipertimbangkan dalam proses pendidikan online adalah kurikulum. Kurikulum inklusif bertujuan untuk meningkatkan hal timbal balik (reciprocity), pengembangan arus dua arah, dan nilai-nilai antara. Kurikulum inklusif memiliki cirri-ciri:
1. Menilai budaya latar belakangdan pengalaman mahasiswa.
2. Inklusif gender budaya atas perbedaan yang berhubungan dengan etnic, bahasa dan latar belakang sosio-ekonomi.
3. Mengakui bahwa setiap keputusan kurikulum adalah pemilihan daripada kebenaran lengkap.
4. Menjadikan eksplisit pola mata pelajaran pendukung yang rasional.
5. Responsive terhadap dasar pengetahuan siswa.

Simak
Baca secara fonetik
Kamus - Lihat kamus yang lebih detail

BELAJAR BERBASIS ANEKA SUMBER

Belajar Berbasis Aneka Sumber (BEBAS) merupakan proses belajar alternatif bag mereka yang tidak mampu masuk kedalam lembaga pendidikan konvensional. Dengan BEBAS seorang anak didik dapat belajar dengan sumber belajar apa saja, belajar dari siapa saja, belajar kepada siapa saja, belajar tentang apa saja, dan belajar untuk tujuan apa saja.
Keuntungan dari BEBAS disamping perluasan bagi masyarakat untuk mendapatkan pendidikan yang mereka inginkan juga mengurangi beban pemerintah dalam menyeenggarakan pendidikan nasional.

BEBAS di Lembaga Pendidikan Konvensional
konsep penggunaan sumber belajar di sekolah memang telah menggunakan pendekatan bebas ini. Tetapi penggunaan suber belajar masih didominasi oleh perancangan, belum memeanfaatkan yang ada disekelilingnya secara optimal. Keberadaan SMP, SMA, dan Universitas terbuka nampaknya telah mendekati dari konsep BEBAS, yakni menggunakan sumber belajar yang relatif lebih luas yang berada di lingkungan sekitar siswa.

BEBAS Non-Format Pendidikan Konvensional

Dalam pandangan faham belajar sosial, seorang tidak didorong oleh tenaga dari dalam, demikian pun tidak digencet stimulus-stimulus yang berasal dari lingkungan. Alih-alih fungsi psikologi orang itu dijelaskan sebagai fungsi interaksi timbalbalik yang terus menerus terjadi antara faktor-faktor penentu pribadi da lingkungannya.
(Bandura, 1977b, hal.-11).
Maksudnya adalah asas belajar yang berlaku dalam lingkungan yang wajar., lingkungan sekitar sekitar memberikan kesempatan yang luas kepada individu untuk memperoleh keterampilan yang kompleks.

Penggunaan sumber belajar dapat digolongkan kedalam tiga tingkatan kebebasannya, yaitu:
1. bebas mutlak
urusan belajar dan hal yang terkait, merupakan hak asasi manusia sehingga setiap individu atau sekelompok orang bebas menentukan apa saja yang terkait dengan belajar termasuki sumber belajarnya. Dalam hal demikian siapapun kita tidak dapat berbuat banyak atas orang lain dalam hal belajarnya

2. Bebas terkendali longgar
Proses belajar dan penggunaan sumber belajar tekendali dalam arti positif oleh para inisiator, organisator, lembaga swadaya masyarakat (LSM) secara longgar demi efektivitas proses belajar.

3. Bebas terkendali ketat
Dilakukan oleh berbagai institusi pendidikan konvensional yang telah memiliki aturan yang terkadang bersifat kaku dan berskala nasional.

Belajar dalam kehidupan bermasyarakat dapat digolongkan menjadi:
a) belajar dengan...
Menunjukan bahwa proses belajar itu disertai, didampingi, dengan perantara, menggunakan sesuatu yang mendukung proses belajar itu sendiri sehingga tercapailah tujuan belajar.

b) belajar dari...
Menunjukan bahwa didalam proses belajar terdapat sesuatu yang digali sehingga pebelajar menguasai dan mencapai tujuan belajar.

c) belajar kepada...
Hal ini menunjukan adanya obyek yang dijadikan narasumber.
Misalnya: belajar kepada kyai, guru, dosen, seorang ahli, dll.

d) belajar tentang...
Hal ini menunjukan adanya Spesifikasi materi yang akan dikuasai sehingga proses belajar menjadi terfokus kepada satu atau beberapa ha yang sejenis.
Misalnya: belajar tentang matematika, pemograman berbasis komputer, sepak bola, desain interior, dll.

e) belajar untuk...
Hal ini menunjukan tentang adanya tujuan akhir belajar.
Misalnya: belajar utuk menjadi seorang sopir yang baik maka seseorang harus pula belajar tentang mobil, jalan raya, aturan lalu lintas, dan juga ia harus belajar dari sopir lainnya.

Menurut Association Educational Communication and technology (AECT) :
Learning resources (for educational technology) all of the resources (data, people, and things) which may be used by the learner in isolation or in combination usually in a formal manner, to facilitate learning; they include messages, people, materials, devices, techniques, and setting. (AFCT,1977,p.F)

Yang dimaksud dengan sumber (pen: sumber belajar) ialah asal (pen: sesuatu) yang mendukung terjadinya belajar, termasuk system peayanan, bahan pembelajaran, dan lingkungan.

Peluang
Peluang melaksanakan BEBAS dan memperoleh manfaat dari BEBAS ini secara garis besar dapat dikelompokan kedalam:
1. individu
2. keluarga
3. masyarakat
4. pemerintah
5. tempat kerja
6. tempat ibadah
7. media
8. sekolah
9. perguruan tinggi


Peran Pemerintah Untuk Melancarkan Program BEBAS
Pemerintah dapat berperan dengan mengeluarkan aturan khusus mengenai mekanisme pelaksanaan BEBAS termasuk didalamnya kurikulum khusus untuk BEBAS, acuan patokan penguasaan kemampuan, standar minimal, serta sertifikasi atau pemberian semacam surat tanda tamat belajar sehingga menarik banyak kalangan untuk ikut serta didalamnya.

Pengendalian Mutu BEBAS
Pengendalian ini dimaksudkan agar terdapat standar minimal yang disesuaikan dengan kondisi si pelajar. Dalam pendidikan formal dikenal dengan standar acuan patokan, yakni level kemampuan tertentu yang menjadi rujukan penguasaan kemampuan peserta belajar.
0 komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Followers

Komentar ya!

Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x

Copyright © 2010- Rizki Ariyanti
Google Pagerank Powered by  MyPagerank.Net